Cara Gampang Budidaya Timun


Budidaya Timun


Budidaya Timun – Syarat Tumbuh, Pemangkasan Dan GambarnyaLahan.Co.Id– Mentimun, timun, atau ketimun flora yang menciptakan buah yang dapat dikonsumsi. Buahnya lazimnya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya.


Budidaya Timun




Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga dipakai untuk membantu melembabkan wajah serta banyak diandalkan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.




Manfaat Mentimun


Manfaat Mentimun Mentimun mempunyai sifat diuretik, efek pendingin, dan pembersih yang berguna bagi kulit. Kandungan air yang tinggi; vitamin A, B, dan C; serta mineral, seperti magnesium, kalium, mangan, dan silika; membuat mentimun menjadi bab penting dalam perawatan kulit.




Masker wajah yang mengandung sari mentimun digunakan untuk mengencangkan kulit. Asam askorbat dan asam caffeic yang datang dalam mentimun dapat menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya meminimalisir pembengkakan di sekitar mata.


Baca Artikel Lainnya : Teknik Budidaya Tanaman Secara Hidroponik Dan Keuntungannya




Syarat Pertumbuhan



  • Iklim


Adaptasi mentimun di berbagai iklim cukup tinggi, tetapi perkembangan optimum pada iklim kering. Sinar matahari yang cukup, suhu (21,1- 26,7) ° C dan tidak banyak hujan.




Ketinggian optimum 1000-1200 meter di atas permukaan laut. Adapun jenis mentimun Jepang selaku jenis lainnya dapat hidup di ketinggian tanah sekitar 200-800 m di atas permukaan maritim. Pertumbuhan yang optimal dapat diraih kalau ditanam di tanah yang terletak di ketinggian 400 m di atas permukaan bahari.





  • Media Tanam


Tanah yang gembur, banyak mengandung humus, pengelolaan air yang bagus, tanah gampang menyerap air, pH tanah 6-7. Tanah diperlakukan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 kg / ha. Setelah itu, menciptakan bedengan dengan lebar 100 cm dan lebar 20-30 cm

terusan air. Panjang bedengan tergantung pada kondisi demam isu. Jika demam isu hujan, bedengan yang dibuat drainase lebih tinggi begitu baik

dan aerasi, 30-40 cm.




Sedangkan kalau musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat berkembang dan budidaya mentimun ketimun sama budidaya mentimun

Jepang. Satu-satunya perbedaan yaitu jarak tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Tanaman mentimun Gherkin optimal 60 x 50 cm. Mentimun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran buah sekitar 6-9 cm atau menurut usul.


Baca Artikel Lainnya : Cara Budidaya Jamur Tiram Untuk Pemula & Keuntungan Serta Analisanya




Pemilihan Benih Dan Persemaian


Biji mentimun Jepang dan mentimun Gherkin masih diimpor dari negara asal. Sebelum bibit ditanam, media persemaian mesti disiapkan apalagi dulu. Media pembibitan berupa gabungan tanah dan pupuk sangkar dengan perbandingan 7: 3.




Sebagai media persemaian mampu dipakai polybag atau kantong plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai disterilkan dipakai dengan Dithane / Cobox 0,2% clan Furadan / Curater sebanyak 15 g / 100 kg media yang di gunakan. Meskipun benih mampu ditanam pribadi, namun untuk menghemat kegagalan, benih harus diperlakukan sebagai berikut.




Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung harus dibuang.

Benih yang tetap terendam direndam selama 24 jam. Selanjutnya, benih dipindahkan ke lipatan handuk berair selama 12 jam hingga akan bakal akar muncul. Ketika akan akar keluar, benih mampu ditanam pribadi di tempat yang sudah disiapkan.




Pada musim hujan, pembibitan harus diberikan atap plastik transparan. Jika mentimun ditanam pada musim kemarau, bedengan mampu dibuat di kawasan terbuka. Namun, dalam beberapa hari pertama, bedengan harus ditutup dengan daun kering. Usahakan untuk sinar matahari bisa masuk sekitar 35%.


Baca Artikel Lainnya : Pengertian Hidroponik Dan Contoh, Jenis, Nutrisi Serta Keuntungannya




Tanah persemaian disiram setiap 1-2 hari. Ketika keping daun terbuka, benih disemprot dengan Antracol dan Cobox (fungisida), Karphos atau Hostathion (insektisida), dan Agrept (bakterisida) setiap 2 hari. Dosis yang dipakai setengah dari takaran yang diusulkan.




Penanaman


Penanaman Bibit mampu dilaksanakan jikalau bibit telah berumur 10-14 hari atau sehabis mempunyai dua daun. Tanam ini tergantung pada ketinggian. Penanaman dijalankan 2-4 hari lebih cepat ketimbang penurunan 200 m di atas permukaan maritim. Bibit yang akan ditanam pertama direndam dalam larutan 0,1% Dithane dan granular pupuk NPK butiran sebanyak 3-6 / bumbung.




Pada tanah yang telah dibentuk bedengan dan pupuk dasar Urea (ZA) 10 g / m², TSP 55 g / m² dan KCl 10 g / m² merata. Selanjutnya, tanah itu diberikan Furadan atau Curater B 5 g / m² ditambah Cobox atau Dithane 0,2%. Setelah itu, penanaman mampu dimulai. Jarak tanam maksimal adalah 120 x 40 cm.




Pengolahan tanah


Penanaman mentimun dilakukan pribadi dengan tugal. Untuk seluas 1 ha. diperlukan + 2.000 gram biji mentimun. Tanam mentimun mampu dikerjakan dalam satu hari dengan tenaga kerja 10 orang. Kebutuhan pupuk dan pestisida semua bersangkutan dalam budidaya mentimun.




Petani yang telah mengalami sadar dan tahu bahwa mentimun sangat sensitif kepada pupuk dan hama dan penyakit, sehingga mereka tak mau mengambil risiko dengan menghemat kebutuhan untuk pupuk dan pestisida pada tumbuhan timunnya.


Baca Artikel Lainnya : [Panduan Singkat] Menanam Kangkung Darat Di Rumah “Panen Melimpah”




Untuk menerima hasil maksimal petani mentimun umumnya memakai berbagai jenis pupuk antara lain:



  1. Urea : 1000 Kg / Ha,

  2. NPK : 300 Kg / Ha,

  3. SP-36 : 200 Kg / Ha,

  4. ZA : 200 Kg / Ha,

  5. KNO 3 : 50 Kg / Ha,

  6. KCl : 100 Kg / Ha

  7. Pupuk daun : 2,5 l / ha, PGR: 2,5 ml / ha,

  8. Fungisida : 4 Kg / Ha dan,

  9. Insektisida : 3 l / ha.




Penggunaan pupuk daun jarang didapatkan. Namun untuk penggunaan hormon dan zat pengatur tumbuh cukup intensif, utamanya memasuki fase

generatif. Begitu juga dengan penggunaan insektisida yang serupa sangat intensif dengan fungisida yang sungguh membantu dalam mengatur penyakit kresek (Downy mildew).




Perawatan


Perawatan tanaman dimulai ketika tanaman berumur 5 – 10 hari. Pada umur 5 HST lazimnya petani melaksanakan penyulaman pada lubang-lubang

tanam yang kosong (tidak berkembang) dan penjarangan pada lubang tanam yang berisi 3 tanaman/lebih. Setelah aktivitas penyulaman dilanjutkan dengan penyiangan kepada rumput dan penutupan rongga tanah disekitar lubang tanam untuk memperkokoh tegaknya batang timun.




Kegiatan selanjutnya yakni pemopokan. Pemopokan ditujukan untuk menutup rerumputan yang tumbuh di atas bedengan serta memberi imbas

dingin pada media berkembang sehingga akar dapat berkembang dan meningkat dengan baik.




Pemupukan


Semua acara pemeliharaan dan pemanenan dijalankan melalui tanggul lembap. Setelah pemopokan final dilanjutkan dengan pemasangan Lanjaran / teturus. Kebutuhan Lanjaran / teturus yakni 45.000-50.000 batang / ha. Pada usia 12 HST pemupukan selanjutnya dengan cara dikocor. Pupuk susulan dikeringkan berisikan Urea: ZA: SP-36: DAP: KNO 3 dengan perbandingan 1: 1: 1: 1: 1/4 atau 100 gram urea + 100 gram 100 gram ZA + DAP + 25 gram KNO3 dilarutkan dalam 10 liter air.




Pupuk suplemen dilakukan sebanyak 5-6 kali, yakni umur 12 HST, DAT 15, DAT 18, DAT 19, 22 HST dan 25 HST. Perawatan tumbuhan lainnya yang mengikat teralis mentimun dan cabang. Penyemprotan insektisida dan fungisida dari usia 10 HST dengan interval 3 hari.




Penyemprotan daun pupuk, insektisida, fungisida serta ZPT lazimnya dijadikan satu supaya pemakaian lebih efisien penggunaan tenaga kerja dan pelaksanaannya juga disesuaikan dengan keadaan dan usia tanaman serta hama dan penyakit.


Pemupukan susulan selanjutnya diberikan kering dengan lubang tanam antara 4 ditugalkan atau dengan hanya ditaburkan di tengah bedengan. Pupuk perhiasan kering berisikan Urea: SP-36: KCl dan NPK dengan perbandingan 2: 1/2: 1/2: 1 diberikan pada usia 26 HST.




Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit pada timun bergotong-royong tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan penyakit segera dijalankan sesudah terlihat gejala serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik yakni dengan jalan pencegahan (preventif).


Baca Artikel Lainnya : 8 Cara Menanam Terong Ungu Pada Polybag Agar Berbuah Lebat Lengkap




Hama Thrips


Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tumbuhan, adalah meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal ialah bila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar badan hama itu sendiri.




Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini dikerjakan dengan cara mekanis, yakni membunuh binatangnya bila terlihat pada batang flora. Cara yang lain ialah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada flora.



  • Jangkrik


Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang flora timun gherkin muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman lalu potongannya ditinggalkan di kawasan atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips.



  • Penyakit Downy Mildew


Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun.




Tanda lainnya ialah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bab bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dijalankan dengan penyemprotan fungisida mirip Benlate atau Dithane-45.





  • Powdery Mildew


Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menjadikan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama mirip pada penyakit Downy mildew.




Hama



  • Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).


Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan

berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.





  • Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)


Ulat ini berwarna hitam dan menyerang flora khususnya yang masih muda. Gejala: Batang tumbuhan dipotong disekitar leher akar.





  • Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq)


Lalat dewasa berskala 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: menyantap daging buah sehingga buah gila dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.





  • Kutu daun (Aphis gossypii Clover)


Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap hingga hitam. Gejala: menyerang pucuk flora sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.


Baca Artikel Lainnya : 7 Cara Budidaya Tanaman Tomat Organik Agar Berbuah Lebat Dan Besar




Penyakit



  • Busuk daun (Downy mildew)



  1. Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut.

  2. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan wangi.

  3. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.





  • Penyakit tepung (Powdery mildew )



  1. Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di ekspresi dominan kemarau dengan kelemaban tinggi.

  2. Gejala : permukaan daun dan

    batang muda ditutupi tepung putih, lalu berubah menjadi kuning dan mengering.

  3. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.





  • Antraknose



  1. Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.

  2. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan mengakibatkan daun mati; tanda-tanda bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu.

  3. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.





  • Bercak daun bersudut



  1. Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada dikala animo hujan.

  2. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak menjelma coklat muda kelabu,mengering dan berlubang.

  3. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.





  • Virus



  1. Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga

    vektor yaitu kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov.

  2. Gejala : daun menjadi belang hijau bau tanah dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil.

  3. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, meminimalisir kerusakan mekanis, mencabut tumbuhan sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.





  • Kudis (Scab)



  1. Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda.

  2. Gejala : ada bercak berair yang mengeluarkan cairam yang kalau mengering akan seperti karet; jikalau menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus.

  3. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.


Busuk buah



  • Penyebab :



  1. Cendawan Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.;

  2. Phytopthora sp., Fusarium sp.;

  3. Rhizophus sp.,

  4. Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di daerah penyimpanan.





  • Gejala :



  1. Phytium aphinadermatum: buah amis lembap dan jika ditekan, buah pecah;

  2. Phytopthora: bercak agak berair yang hendak menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;

  3. Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;

  4. Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau anyir.

  5. Pengendalian: dengan menyingkir dari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah higienis dengan suhu

    antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.


Panen




Ciri dan Umur Panen


Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar biasanya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari sehabis tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.




Cara Panen


Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.




Periode Panen


Mentimun sayur dipanen 5 – 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang diinginkan.




Demikianlah penjelasan postingan diatas supaya bisa bermanfaat untuk pembaca setia kami…Terimakasih…


Comments

Popular posts from this blog

Taman Nasional Bali Barat – Eksotisme Pulau Dewata

167+ Recipe For Hummingbird Food

106+ Bird Store